Dewi Kunti dan Laudato Si'

“Dewi Kunti dan Laudato Si’” menggali pertemuan antara kearifan budaya Timur dalam kisah Mahabharata dan visi ekologis Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’. Melalui figur Kunti — simbol kasih, ketahanan, dan keterhubungan dengan alam — refleksi ini menyoroti nilai-nilai ekologis yang sudah berakar dalam tradisi lokal, seperti penghormatan terhadap bumi, kesederhanaan hidup, dan keseimbangan kosmik. Presentasi ini mengajak kita menemukan titik temu antara iman, budaya, dan tanggung jawab ekologis demi bumi yang lestari dan berbelarasa.

Kisah Mahabharata tidak hanya merupakan warisan sastra dan spiritualitas Asia, tetapi juga sumber kebijaksanaan ekologis yang relevan bagi dunia modern. Dalam epos ini, tokoh Kunti tampil sebagai lambang kasih sayang, tanggung jawab, dan keharmonisan dengan alam. Melalui relasinya dengan unsur-unsur alam — angin, hujan, bumi, dan matahari — Kunti menghadirkan citra manusia yang selaras dengan ciptaan, memelihara kehidupan, dan menghormati tatanan kosmik yang menyeimbangkan seluruh makhluk.

Refleksi Laudato Si’ dari Paus Fransiskus menegaskan pentingnya mendengarkan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional sebagai bagian dari dialog global untuk merawat bumi. Ketika kedua tradisi ini bertemu — Kunti dari Mahabharata dan visi ekologis Laudato Si’ — lahirlah jembatan antara iman, kebudayaan, dan etika lingkungan. Presentasi ini mengajak kita membaca kembali warisan spiritual kita sebagai inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan penuh kasih terhadap seluruh ciptaan.